Thumb CERMIN EGO

CERMIN EGO

Sebagian besar kita familiar dengan istilah "Walk the Talk".

Tapi, tidak semua dari kita memiliki kemampuan dan kesungguhan untuk melakukannya.

Berkacalah pada diri. Saat di ruang kelas, baik luring maupun daring, seberapa banyak kalimat kita menuntun pada output nilai diri kita yang sesungguhnya.

Jika dominan, semoga para audiens akan menikmati kejujuran kita sebagai penampil atau speaker.

Jika tidak, berhentilah sejenak untuk memperbaiki. 

Kenapa haru diperbaiki? Karena audiens Anda dan kita, tak hanya memerlukan arahan teoritis atas sebuah hal. Melainkan juga membutuhkan contoh hidup
dan success story atas apa yang kita sampaikan.

Kalau hanya soal knowledge, pengetahuan, yang teoritis, audiens kita tidak membutuhkan speaker. Mereka hanya perlu buku manual atau petunjuk.

Kehadiran para speaker, penampil, atau trainer, merupakan buku hidup yang audiens kita dambakan agar mampu menginspirasi, menggerakkan, dan mengubah.

Jika hadirnya para speaker tak memberi nilai lebih daripada isi buku yang bisa kapanpun dibaca, untuk apa mereka harus mendengarkan kita?

Apalagi jika keseharian kita adalah negasi dari apa yang keluar dari mulut. Lambat laun audiens akan mengetahui bahwa bicara kita tak lagi layak untuk didengar.

Karenanya, mari perbaiki diri kita dengan berupaya menjalankan sebaik mungkin setiap anjuran dan nasehat dari lisan kita untuk diri sendiri dan sekitar.

Mari lakukan dengan penuh integritas, totalitas, dan seiring dengan kenaikan kapasitas. 

Sehingga bicara kita tak hanya asal bicara. Melainkan bicara yang mampu mengubah. Let's Speak to CHANGE!

0 comments

Leave a comments


WhatsApp