Thumb EFEKTIVITAS

EFEKTIVITAS

Sering sekali dalam perjalanan karier saya sebagai praktisi HR di perusahaan manufaktur cukup menjadi sorotan. Khususnya tentang jam kerja.

Ternilai oleh rekan-rekan kerja, saya sebagai the I-O man.

maksudnya, Intime saat datang bekerja, Ontime saat pulang dari kerja.

Intime maksudnya ketika jam kantor dimulai, im ready to work, bukan baru nyalain laptop nih pas bel mulai. Lalu Ontime, maksudnya, saat jam kerja selesai, semua agenda kerja harian sudah dirampungkan lalu kembali ke rumah bertemu keluarga.

Lah? HR cepet bener pulangnya?

Sering teman2 becanda dengan joke ini. No hurt feeling.

Tapi, lewat tulisan ini saya ingin mendidik ke diri saya sendiri arti dari efektivitas bekerja.

Rekans, saya dan mungkin mewakili sebagian yang lain, bekerja 8 jam per hari di area kantor. 8 jam bro! itu sepertiga hari.

Itu waktu yang menurut saya lebih dari cukup untuk mengeksekusi agenda harian. Bagi yang merasa 8 jam sehari utk beraktivitas di kantoran adalah kurang, izinkan saya dengan tidak ada keinginan menggurui, utk mengajak rekans semua memeriksa prioritas dan pengaturan kerja harian kita. Siapa tahu masih ada ruang yang bisa diperbaiki untuk menunjang efektivitas.

Tapi di HR banyak banget kerja dadakan bang...gimana tuh?

Jika kondisinya penting, jangan pelit untuk pulang telat atau ambil overtime jika perlu. itu tanggung jawab kita atas tugas dan peran fungsi kan. Tapi kalo kondisi pentingnya tiap hari atau sering....jangan2 management waktu kita yang salah.

So, efektifkan waktu kerja kita teman-teman semua. Datang dan pulang sesuai dengan waktu yang ada. Serta tetap bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.

Beberapa hari lagi, umat Islam akan menjalani puasa ramadhan. Bagi rekan-rekan yang berpuasa nanti, ramadhan akan jadi momentum jitu untuk mengatur dan menakar efektivitas kerja kita. Happy Ramadhan kawans.


Akhmad Akbar

|| Career Optimizer ||

0 comments

Leave a comments


WhatsApp