Memangkas Biaya, Menjungkit Laba
"Di dalam dunia usaha persaingan adalah keniscayaan. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk bertahan dan bahkan memenangkan persaingan. Unggul dari perusahaan lain.Saat ini bukan zamannya lagi perusahaan besar mencaplok perusahaan kecil. Tapi perusahaan yang cepat beradaptasi yang bisa mengalahkan perusahaan yang lambat alias lelet.
Banyak contohnya, salah satunya: perusahaan taksi bertumbangan ‘dikalahkan’ taksi online. Padahal perusahaan taksi online itu baru saja berdiri, asset kendaraan minim. Tapi ia cepat beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang ingin lebih dilayani. Sekarang, menunggu pun bisa sembari rebahan, sambal mandi atau makan, dll.
Contoh lain : Sedotan atau drinking straw. Bagaimana menurunkan biaya straw atau sedotan. Harga awal, Rp. 7 per sedotan. Setelah melakukan beberapa kali uji bahan dan dimensi, maka diperoleh bentuk sedotan yang pas. Biaya nya pun berhasil turun 0,7 rupiah per sedotan. Tidak sampai serupiah. Tapi coba lihat angka dan fakta ini. 1 hari pabrik itu memroduksi 1,5 juta botol, maka butuh 1,5 juta sedotan. Artinya hemat 0,7 rupiah per sedotan, maka 1 hari bisa menghemat 1 juta rupiah, tepatnya 1.050.000 rupiah. 30 hari setara dengan 31 juta 500 ribu rupiah.
Jika UMR = 4,5 juta maka penghematan itu, bisa setidaknya membayar 7 orang.
Mari kita lihat efek lainnya.
Biaya hanya dipangkas 1 per mil (alias 0,1%). Tapi mari dilihat profit margin-nya, meningkat 3x lipat, menjadi 3,3 per mil (0,33%).
"
Write A Public Review